Sabtu, 26 Februari 2011

Belajar VS Pacar

   
Pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar siswa memang cukup berarti

Pacaran, siapa orang yang tak tahu dengan istilah satu ini. Zaman sekarang siswa SD dan murid-murid Taman Kanak-kanak pun sudah pintar memaknai istilah ini.
Istilah ini dapat diartikan sebagai sebuah proses yang lebih dikenal dengan proses penjajakan antara lawan jenis. Penjajakan tersebut meliputi banyak aspek dari orang yang akan dijajaki, baik terkait faktor fisik maupun non fisik.
Jika lawan jenis yang diajak pacaran tadi dirasa cocok dan memenuhi kriteria yang diinginkan, maka cita-cita selanjutnya adalah ingin hidup bersama dengan orang yang dipacari tadi.  Itu adalah tujuan yang dianggap paling mulia dari proses pacaran.
Namun pacaran juga memiliki banyak aspek keburukan. Ada orang yang berpacaran hanya untuk memenuhi hasrat nafsu, biasanya ini terjadi di kalangan remaja termasuk para siswa SMP dan SMA. Secara fisik dan materi sangat-sangat belum siap untuk menikah dan membangun rumah tangga, namun karena terikut dengan trend berpacaran, akhirnya para remaja pun menjalani proses ini.

Benarkah Pacaran Memotivasi Siswa untuk Belajar?
Ada yang mengatakan bahwa pengaruh pacaran terhadap prestasi belajar siswa memberi nilai positif. Benarkah anggapan ini?
Memang ada sebagian orang yang tampak meningkat proses belajarnya saat menjalin hubungan pacaran dengan orang yang dikasihinya. Misalnya saja para siswa yang menjalin hubungan pacaran dengan teman sekelasnya.
Ada orang-orang yang akan terpicu semangatnya oleh karena merasa gengsi dan malu pada pasangannya jika diketahui hasil belajarnya buruk. Akibatnya siswa ini akan terpicu semangat belajarnya untuk meningkatkan prestasi. Tapi apakah hal tersebut akan berlangsung selamanya?
Ada orang menyebutkan bahwa pacaran adalah aktivitas yang berisi tawa dan air mata. Artinya pacaran itu tak selamanya membuat orang yang menjalaninya akan gembira, tapi suatu masa ia pun akan sangat bersedih.
Hal itu disebabkan karena pacaran adalah jalinan hubungan yang tidak sah dan diakui, hingga wajar saja jika salah seorang yang menjalaninya melakukan pengkhianatan. Dan terjadilah perasaan sedih dan derita.
Pada kondisi ini tak jarang para siswa yang mengalami frustasi dan akhirnya malas belajar. Dampak buruk dari pacaran pun tak bisa dihindari, banyak orang yang malas belajar hanya karena pikirannya merasa terganggu dengan hubungan yang dijalaninya.